Kelas : 3PA08
KELOMPOK
ABU-ABU
JUDUL
JURNAL : Pengaruh Job Enrichment terhadap Employee Engagement melalui
Psychological Meaningfulness sebagai Mediator
NAMA
JURNAL : GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY
NO JURNAL : 1
VOLUME JURNAL : 1
TAHUN : 2015, Januari
ISSN : ISSN: 2407-7798
Variabel
Penelitian
Variabel dependen
ialah employee engage-ment ,variabel mediator ialah psychological
meaning-fulness, dan variabel independen ialah job enrichment.
Job enrichment merupakan desain
pe-kerjaan yang melibatkan sejumlah variasi isi pekerjaan, tingkat pengetahuan
dan keahlian yang lebih tinggi, tanggung jawab dan otonomi yang lebih besar
untuk merencanakan, mengarahkan, dan me-ngontrol pekerjaan. Pekerjaan yang
telah mengalami job enrichment menyediakan kesempatan bagi pekerjanya
untuk mengembangkan diri dan merasa bermak-na (Monczka & Reif, 1986).
Selain itu, job enrichment juga membuat pekerja memiliki loyalitas
terhadap organisasi (Niehoff, Moorman, Blakely, & Fuller, 2001).
Markos dan Sridevi
(2010) mengemu-kakan bahwa employee engagement menjadi kunci untuk
meningkatkan performansi organisasi sehingga employee engagement merupakan
proses dua arah antara karya-wan dan organisasi. Retensi, produktivi-tas, dan
loyalitas ialah contoh berbagai hal yang menentukan employee engagement,
yang kemudian juga berpengaruh terha-dap performansi organisasi.
Kahn (1990)
mendeskripsikan psycho-logical meaningfulness sebagai perasaan yang
diterima dari hasil penggunaan energi fisik, kognitif, maupun emosional.
Seseorang merasa dirinya bermakna apa-bila ia berguna dan berharga bagi
organi-sasinya. Sebaliknya, kurangnya kebermak-naan terhadap pekerjaan
membentuk perasaan kurang diharapkan sehingga peran didalam pekerjaan juga
kurang dapat dikembangkan. Pemaknaan diri yang baik membuat seseorang merasa
tidak terpisahkan dengan pekerjaannya, memiliki komitmen dan keterikatan
de-ngan organisasi (Chalofsky & Krishna, 2009), serta mampu meningkatkan
kreati-vitasnya (Meitar, Carmeli, & Waldman, 2009).
Subjek
Penelitian
Karyawan yang
berpartisipasi sebagai subjek penelitian berasal dari berbagai level jabatan,
meliputi General Manager, Kepala Divisi, Kepala Dinas, Kepala Seksi, dan
Foreman. Selain itu, subjek penelitian juga berasal dari berbagai
divisi, meliputi divisi Pemasaran, SDM, Perbendaharaan, Akuntansi, Satuan
Pengawasan Intern, Hukum dan Perizinan, Keamanan dan K3LH, Perencanaan Teknik,
Logistik, Unit Otonom Hotel, Pengawasan Pembangun-an, Perkantoran dan
Pergudangan, Corpo-rate Communication, System and Performance Management,
Land Development, Land Operational, serta Sport Centre. Rentang usia
subjek penelitian ialah 21–56 tahun dengan rentang lama bekerja 1–30 tahun dan
tingkat pendidikan SMA, D1, D2, D3, S1, serta S2. Jumlah subjek laki-laki ialah
92 orang dan jumlah subjek perempuan ialah 20 orang.
Alat Ukur Penelitian
1.
Skala
Employee engagement
Skala ini diadaptasi dari
penelitian May, dkk. (2004) dan tambahan oleh pene-liti, yang menggambarkan
tiga dimensi engagement (kognitif, emosional, dan fisik).
2.
Skala
Psychological meaningfulness
Skala ini diadaptasi dari The
Work as Meaning Inventory (WAMI) oleh Steger, Dik, dan Duffy (2012) dan
tambahan oleh peneliti. Aitem berasal dari tiga aspek, meliputi positive
meaning, meaning making through work, dan greater good motivations.
3.
Skala
Job enrichment
Skala ini diadaptasi oleh
peneliti dari Job Diagnostic Survey Section I dan Section II oleh
Hackman dan Oldham (1974) serta tambahan oleh peneliti. Aitem yang digunakan
berasal dari merepresentasikan lima dimensi pekerjaan, meliputi task
variety, task identity, task significant, auto-nomy, dan feedback
from the job itself.
Hasil Penelitian
Hasil
penelitian ini memberikan bebe-rapa masukan bagi organisasi maupun peneliti
selanjutnya dalam memahami pengaruh job enrichment terhadap employee
engagament melalui psychological meaning-fulness sebagai mediator.
Bagi organisasi, tingkat engagement karyawan dapat diting-katkan melalui
job enrichment.
Berbagai
cara untuk melakukan job enrichment dike-mukakan oleh Hackman, dkk.
(1975) berkaitan dengan lima dimensi pekerjaan (skill variety, task
identity, task significance, autonomy, feedback from job itself). Ada dua
cara yang dapat diimplementasikan dan telah mencakup kelima dimensi pekerjaan
tersebut.
Cara
yang pertama ialah forming natural work units, yang dilakukan dengan
menempatkan sejumlah rantai pekerjaan pada jabatan tertentu. Hal ini membuat
karyawan tidak hanya melakukan sebuah rantai pekerjaan sehingga ia merasa lebih
terlibat dalam sebuah rantai pekerjaan (task identity) dan memberikan
kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi (task significance).
Cara
kedua ialah esta-bishing client relationships, yang dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berhubungan langsung dengan klien
atau pihak yang menerima hasil kerjanya. Hal ini membuat karyawan mengetahui
seberapa baik hasil kerjanya untuk klien (feedback from job itself),
mem-pelajari berbagai keahlian tambahan untuk berinteraksi dengan klien (skill
variety), dan memberikan perasaan bebas bagi karyawan untuk mengatur cara
beker-janya sendiri (autonomy). Kedua cara tersebut akan membentuk
perasaan keber-maknaan terhadap pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan engagement-nya.
Analisi kelompok
Menurut
kelompok kami, berdasarkan uraian diatas bahwa job enrichment berpengaruh terhadap peningkatana employee
engagement.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar