Oleh : Dian Eriyany (12513362)
Pendahuluan
Dewasa ini semakin banyak inovasi yang manusia ciptakan guna membantu seluruh aktifitas manusia. Banyak inovasi yang menimbulkan pro dan kontra ’apakah benar manusia membutuhkan hal tersebut atau tidak’ salah satunya, di sini saya akan membahas mengenai bioteknologi yaitu kloning.
Pembahasan
1. Definisi Kloning
2. Sejarah Kloning
Kata kloning, dari kata Inggris
clone, pertama kali diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun 1903 untuk
mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual
dari satu induk. Secara alami kloning hanya terjadi pada tanaman : menanam
pohon dengan stek. Kloning pada tanaman dalam arti
melalui kultur sel mula-mula dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar
wortel dikultur, dan tiap selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik
ini digunakan untuk membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang
mempunyai sifat unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur, sampai
ribuan atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan gen yang sama,
sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada amfibi (kodok), dengan
mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi. Sebagai
donor digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan.
Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel usus
kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Keberhasilan ini tentu memicu penelitian lebih
lanjut tentang kemungkinan penerapan teknologi kloning ini pada hewan lain dan
manusia. Hingga akhirnya pada tanggal 13 Oktober 1993, dua peneliti Amerika,
Jerry L. Hall dan Robert J. Stillman dari Universitas George Washington
mengumumkan hasil kerjanya tentang kloning manusia dengan menggunakan metode
embryo splitting (pemisahan embrio ketika berada dalam tahap totipotent) atas
embrio yang dibuat secara in vitro fertilization (IVF). Dari proses embryo
splitting tersebut, Hall dan Stillman mendapatkan 48 embrio baru yang secara
genetis sama persis. 18 Penelitian terhadap kloning ini pun tetap berlanjut.
Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan
kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan
skotlandia pada tahun 1997, dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning
dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Metode kloning yang digunakan untuk
mengklon biri-biri tersebut adalah metode somatic cell nuclear transfer (SCNT).
Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba dewasa yang
dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang
kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning
yang diberi nama Dolly.
Kloning
domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Dolly
direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel
kelenjar susu yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian
Willmut menggunakan sel kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel
dan sel telur domba blackface sebagai resepien. Sel telur domba blackface
dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya keluar dari selnya
menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset
difusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface yang tanpa nukleus.
Proses penggabungan ini dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga
terbentuk fusi antara sel telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel
kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi
embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan ke rahim domba
blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama dengan
domba finndorset.
Sejak Wilmut et al. berhasil membuat klon anak domba yang
donor nukleusnya diambil dari sel kelenjar susu domba dewasa, maka terbukti
bahwa pada mammalia pun klon dapat dibuat. Atas dasar itu para ahli berpendapat
bahwa pada manusia pun secara teknis klon dapat dibuat.
Berikut ini kronologi dari sejarah kloning:
1962 - John Gurdon mengklaim telah
mengkloning katak dari sel dewasa.
1963 - J.B.S. Koin Haldane 'clone' istilah
1966 - Pembentukan kode genetik lengkap
1967 - Enzim DNA ligase terisolasi
1969 - Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama
1970 - enzim restriksi Pertama terisolasi
1972 - Paul berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama
1973 - Cohen dan Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan
1977 - Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya satu orangtua
1979 - Karl Illmensee membuat klaim telah kloning threemice
1983 - Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan telur tanpa inti, tetapi gagal untuk mengkloning teknik mereka
1984 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio
1985 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen bergabung Genetika Grenad untuk mengkloning sapi secara komersial
1986 - Steen Wiladsen klon ternak dari sel dibedakan
1986 - Pertama, Prather, dan klon Eyestone sapi dari sel embrio
1990 - Proyek Genom Manusia dimulai
1996 - Dolly, hewan pertama yang dikloning dari sel dewasa lahir
1997 - Presiden Bill Clinton mengusulkan moratorium lima tahun pada kloning
1997 - Richard Benih mengumumkan rencananya untuk mengkloning manusia
1997 - Wilmut dan Campbell menciptakan Polly, domba kloning dengan gen manusia dimasukkan
1998 - Teruhiko Wakayama menciptakan tiga generasi tikus kloning genetik identik.
1963 - J.B.S. Koin Haldane 'clone' istilah
1966 - Pembentukan kode genetik lengkap
1967 - Enzim DNA ligase terisolasi
1969 - Shapiero dan Beckwith mengisolasi gen pertama
1970 - enzim restriksi Pertama terisolasi
1972 - Paul berg menciptakan molekul DNA rekombinan pertama
1973 - Cohen dan Boyer menciptakan organisme pertama DNA rekombinan
1977 - Karl Illmensee mengklaim telah menciptakan tikus dengan hanya satu orangtua
1979 - Karl Illmensee membuat klaim telah kloning threemice
1983 - Solter dan McGrath sekering sel embrio tikus dengan telur tanpa inti, tetapi gagal untuk mengkloning teknik mereka
1984 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio
1985 - Steen Wiladsen klon domba dari sel embrio. Steen Wiladsen bergabung Genetika Grenad untuk mengkloning sapi secara komersial
1986 - Steen Wiladsen klon ternak dari sel dibedakan
1986 - Pertama, Prather, dan klon Eyestone sapi dari sel embrio
1990 - Proyek Genom Manusia dimulai
1996 - Dolly, hewan pertama yang dikloning dari sel dewasa lahir
1997 - Presiden Bill Clinton mengusulkan moratorium lima tahun pada kloning
1997 - Richard Benih mengumumkan rencananya untuk mengkloning manusia
1997 - Wilmut dan Campbell menciptakan Polly, domba kloning dengan gen manusia dimasukkan
1998 - Teruhiko Wakayama menciptakan tiga generasi tikus kloning genetik identik.
3.
Jenis-jenis cloning
a. Kloning DNA
rekombinan
Kloning ini merupakan
pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu
element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk
mengklon satu gen.
b. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
c. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
b. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer).
c. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
4. Manfaat Kloning
Secara garis besar
kloning bermanfaat:
1.
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Manfaat kloning terutama
dalam rangka pengembangan biologi, khususnya reproduksi-embriologi dan
diferensiasi. Dengan pengembangan ilu pengetahuan baru di bidang bioteknologi akan
membuka peluang lebar bagi peneliti untuk menemukan cara baru lagi untuk
memecahkan masalah-masalah yangberujung pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2.
Untuk mengembangkan dan memperbanyak
bibit unggul
Seperti telah kita
ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yang serupa tentu saja
dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba, kambing dan
lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul,
maka anggota klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat
unggul tersebut dapat lebih meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik
transgenik. Dalam hal ini ke dalam nukleus zigot dimasukkan gen yang
dikehendaki, sehingga anggota klonnya akan mempunyai gen tambahan yang lebih unggul.
3.
Untuk tujuan diagnostik dan terapi
Sebagai contoh jika
sepasang suami isteri diduga akan menurunkan penyakit genetika thalasemia
mayor. Dahulu pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak. Sekarang
mereka dapat dianjurkan menjalani terapi gen dengan terlebih dahulu dibuat klon pada tingkat blastomer.
Jika ternyata salah satu klon blastomer tersebut mengandung kelainan gen yang
menjurus ke thalasemia mayor, maka dianjurkan untuk melakukan terapi gen pada
blastomer yang lain, sebelum dikembangkan menjadi blastosit.
Contoh
lain adalah mengkultur sel pokok (stem cells) in vitro, membentuk organ
atau jaringan untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak. Mengingat fakta
bahwa sel dapat dimanipulasi untuk meniru jenis sel lain, ini dapat
memberikan cara baru untuk mengobati penyakit seperti kanker dan Alzheimer.
Kloning juga menawarkan harapan kepada orang yang membutuhkan transplantasi
organ. Orang-orang yang membutuhkan transplantasi organ untuk bertahan hidup akibat suatu penyakit sering
menunggu bertahun-tahun untuk donor mendapatkan donor yang cocok. Dengan teknologi kloning maka
pasien tidak perlu menunggu lama untuk donor transplantasi organ tersebut.
4. Menolong
atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan
Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning
manusia dapat membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. Secara
medis infertilitas dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan secara
psikologis ia merupakan kondisis yang menghancurkan, atau membuat frustasi.
Salah satu bantuan ialah menggunakan teknik fertilisasi in vitro. (in
vitro fertilization = IVF). Namun IVF tidak dapat menolong semua pasangan
infertil. Misalnya bagi seorang ibu yang tidak dapat memproduksi sel telur atau
seorang pria yang tidak dapat menghasilkan sperma, IVF tidak akan membantu.
Dalam hubungan ini, maka teknik kloning merupakan hal yang
revolusioner sebagai pengobatan infertilitas, karena penderita tidak perlu
menghasilkan sperma atau telur. Mereka hanya memerlukan sejumlah sel somatik
dari manapun diambil, sudah memungkinkan mereka punya turunan yang mengandung
gen dari suami atau istrinya.
5.
Melestarikan
Spesies Langka
Meskipun upaya terbaik dari
konservasionis di seluruh dunia, beberapa spesies yang hampir punah. Kloning
Dolly sukses merupakan langkah pertama dalam melindungi satwa langka. Contoh lainnya adalah hasil cloning
yang melahirkan Noah, hewan gaur (spesies dari Asia Tenggara yang mirip bison),
yang merepresentasikan percobaan pertama yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk
mengkloning hewan yang terancam punah. Para ilmuwan di Amerika berharap bisa
mengambil langkah besar dalam upaya melindungi spesies yang terancam punah
dengan melahirkan kloningan gaur di sebuah peternakan di Iowa.
6.
Meningkatkan pasokan makanan
Kloning dapat
menyediakan sarana budidaya tanaman yang lebih kuat dan lebih tahan terhadap
penyakit, sambil menghasilkan
produk lebih. Hal yang sama bisa terjadi pada ternak serta di mana penyakit
seperti penyakit kaki dan ulut bisa menjadi eradicated. Kloning karena itu bisa
secara efektif memecahkan masalah pangan dunia dan meminimalkan atau mungkin
kelaparan.
5.
Efek Negatif Kloning
Jika kloning pada tanaman bertujuan
menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat identik dengan induknya
maka kloning pada tanaman akan menghasilkan individu baru yang sama dengan
sifat induknya. Hal ini hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru
yang dihasilkan. Tentu hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang
dihasilkan. Akibatnya, keanekaragaman tumbuhan yang merupakan sumber daya alam
hayati pun akan semakin menurun. Demikian juga kloning pada hewan, akan
menurunkan keanekaragaman hewan. Keanekaragaman genetik memainkan peran yang
sangat penting dalam sintasan dan adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan
suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat
bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman
genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel
yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cendering
memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies,
reproduksi yang sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi
permasalahan yang ditemui
·
Kloning pada hewan dan manusia masih
dipertentangkan karena akibat yang ditimbulkan seperti contohnya: resiko
kesehatan terhadap individu hasil kloning. Beberapa kalangan berpendapat bahwa
kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru
dengahn tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning
pada mamalia belum sepenuhnya sempurna. Dapat dilihat dari domba Dolly yang
menderita berbagai penyakit dan berumur pendek.. Setelah hidup hanya 6 tahun
(umur domba biasanya mencapai 11-12 tahun), Dolly mati muda disebabkan penyakit
paru-paru yang biasanya menyerang domba-domba yang lanjut usia. Dolly juga
mengidap penyakit arthritis, mengerasnya sendi-sendi dan engsel tulang,
lagi-lagi penyakit yang biasa ditemukan pada domba yang sudah mulai uzur.
Penelitian sesudah kematiannya, menunjukkan bahwa Dolly memiliki telomer yang
lebih pendek daripada domba normal seusianya. Telomer adalah bagian yang
melindungi ujung-ujung kromosom (bundelan rantai DNA) yang memendek setiap kali
sebuah sel membelah, atau boleh dikatakan setiap saat individu itu bertumbuh.
Individu hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini berarti umur
sel-sel hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya. Oleh karena itu,
individu hasil kloning pun akan memiliki umur sama dengan induknya. Dolly
dikloning dari domba yang berusia 6 tahun dan hasil penelitian ini seolah-olah
menunjukkan bahwa tubuh Dolly sudah berumur 6 tahun pada saat dilahirkan.
·
Terjadi kekecauan kekerabatan dan
identitas diri dari klon maupun induknya. Klon atau individu hasil cloning akan
diangggap sebagai kopian dari individu lain yang dianggap sebagai induknya
karena memiliki sifat yang sama dengan induknya. Sehinggga terjadi kekacauan
apakah status klon tersebut adalah anak atau merupakan kembaran dari individu
aslinya.
6. Kesimpulan
Referensi
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/kloning.html
http://bobbyartanto.blogspot.com/2011/12/pengertian-kloning-lengkap-dengan.html
http://www.voaindonesia.com/content/ilmuwan-as-ekstrak-sel-induk-dari-embrio-manusia/1666501.html
http://ghunkzmamet.blogspot.com/2013/01/manfaat-dan-dampak-dari-kloning.html
http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20130301021505AAwUXg4
diakses pada 15 November 2013